Senin, 01 Juni 2009

KETIKA LAGU MELAYU MENJAJAH MUSIK (DI) TV KITA

Masalah maraknya genre musik pop-melayu memang menjadi perdebatan yang cukup panjang. Setiap fenomena pastinya menimbulkan sebuh kontroversi, antara pro dan kontra. Dihujat, tapi dianggap sebagai 'pendulang emas' dan justru seperti 'penyelamat' untuk tetap bertahannya industri musik yang katanya sedang susah. Tapi, bukannya (faktanya) kita ini bangsa yang berkulit sawo matang yang notabene berbangsa Melayu?
Ini hanya masalah selera dan pilihan, jadi wajar jika ada yang suka dan ada pula yang membenci. Berikut sedikit tulisan saya di majalah The Chord's edisi Mei ini. Ada beberapa nama 'penganut sekte' musik ini yang berada di sekitar kita, beberapa waktu terakhir. Walau tidak semua 'penganut'nya yang sempat ditulis.


Mereka-Mereka Itu “Melayuers'

Pop Melayu? Emang salah? Padahal kita sebenarnya adalah bangsa Melayu, yang tentunya wajar jika tidak akan jauh-jauh dari karakter musik tersebut. Kenapa kok dipermasalahkan? Pendapat ini terucap, karena banyak yang menuduh penganut musik seperti ini identik dengan kualitas musikal yang minim. Kenyataanya, karena genre musik ini memang menampilkan konsep musik yang simple, mendayu dengan cord yang sederhana. Apakah separah itu? Jawabannya, bisa ya bisa juga tidak. Nyatanya, beberapa nama sukses di jalur ini memang memiliki kualitas musik (skill) yang minim, walaupun ada juga yang memiliki kemampuan bermusik yang cukup bisa diandalkan.
Tapi, harus diakui bahwa suksesnya beberapa nama pengusung musik jenis ini, seperti membuka mata dan menumbuhkan rasa percaya diri bagi banyak band yang akhirnya bisa tampil dan ikut bersaing di indutri musik Indonesia. Bahkan dari mereka-mereka yang juga termasuk minim secara skill. “Kalau band yang skill-nya cuma segitu saja bisa sukses, kenapa kita tidak.” Ungkap salah satu band pendatang baru yang juga menganut musik ini menggungkapkan pada saya. Sebenarnya fenomena ini cukup positif. Di sisi lain, musik yang dipelesetkan (atau dicemooh?) menjadi musik 'Metal' kependekan dari Mellow Total ini menjadi pendulang emas di industri musik saat ini. Dan faktanya, mereka seperti 'menyelamatkan jualan' musik di panggung musik tanah air yang kabarnya terpuruk hingga 20% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Selain 4 nama besar (ST12, Kangen Band, Hijau Daun dan Wali), yang tiba-tiba melejit dan 'kaya mendadak', berikut ini, daftar beberapa band yang terang-terang memilih jalur ini untuk dijadikan mata pencaharian. Beberapa diantaranya, mengaku memilih jalur ini sebagai jalur realistis untuk menembus pasar musik Indonesia, yang lainnya mengaku sudah main jenis musik ini sejak genre ini belum booming. Ada yang sukses, ada yang juga mulai merambat dan masih merintis. Bahkan ada juga yang sudah tidak terdengar lagi. Walaupun sengaja tidak semua penganut-nya dicantumkan, tapi para 'Melayuers' ini sekarang ada di panggung musik kita, mewakili pengusung musik yang banyak 'dihujat' tapi sekaligus banyak 'dibeli'. Disumpahi tapi banyak diikuti.

Radja
Karir band yang formasi terakhirnya Ian Kasela (vokal), Moldy (gitar), Seno (drum) dan Indra (bass) termasuk dramatis. Dari band yang disepelekan, tiba-tiba menjadi band yang sukses menjual album sampai mendapat penghargaan multi platinum. Dan akhirnya balik ke awal, menjadi band yang sudah mulai ditinggalkan. Debutnya “Lepas Masa Lalu” (2001) Jeblok di pasar. Radja menjadi band yang benar-benar tidak di kenal, dan hanya jadi penonton di panggung musik Indonesia. Tiba-tiba saat album mereka di-repackage, lagu 'Cinderela' dan 'Jujur' jadi melejit (2005). Padahal lagu ini ada di album sebelumnya yang terhitung nggak sukses. Album selanjutnya mengikuti sukses dengan hits 'Benci Bilang Cinta' atau 'Aku Ada Karena Kau Ada' (2006). Sepanjang tahun tersebut, band ini menjadi headliner di beberapa event, dan tidak lagi jadi penonton. Tapi di tahun 2007 tanda-tanda kemunduran mereka sudah dirasakan, bahkan album terakhirnya 'Membumi' (2008) seperti 'amblas' dipasar. Band ini cuma seumur jagung, salah satu penyebabnya adalah, materi lagu mereka yang kurang progress dan terutama attitude sang vokalis yang sering dicap 'kurang nice'

Vagetos
Band asal Sukabumi ini sebenarnya adalah jawara A Mild Live Wanted' 07. Tentunya, untuk urusan skill bermusik mereka cukup bisa diandalkan. Apalagi mereka termasuk band profesional untuk ukuran band daerah yang baru muncul. Walaupun berkiblat pada band Inggris Muse, karakter mendayu mereka membuat band yang diawaki Teguh (vokal), Sony (gitar), Irman (gitar), Budi (bass), dan Rudi (drum) identik dengan karakter ini. Debutnya “Sesuatu yang Beda” dengan hits-nya 'Biarkan Aku Mencintaimu (BAM)' (2007) meledak di pasaran. Bahkan teguh sang vokalis menjadi songwriter untuk beberapa nama. Kabarnya, videoclip mereka ditonton oleh hampir satu juta orang di situs YouTube. Belum lagi yang mengunduh RBT-nya. Kepopuleran mereka, bahkan sampai juga ke kuping TKI di negeri Hongkong. Bahkan ada salah seorang TKI yang membuat videoclip amatiran 'BAM' versi mereka sendiri, yang juga di posting di YouTube. Tapi, kesuksesan mereka tidak diikuti saat mereka merilis album religi 'Kuatkan Aku' (2008). Nama Vagetoz sepertinya 'mendem' beberapa waktu terakhir, ditengah gelombang melayuers yang sulit dibendung. Mereka saat ini sedang menyipakan album terbaru.

Matta
Band asal kota Bandung yang berawak Sunu (vokal), Wox (drum), Igoy (gitar), Dicky (gitar), Stay (Bass), dan Yudi Permana (keyboard) bisa jadi termasuk tipikal band 'one hit wonder'. Mereka langsung melejit di debut album dengan single 'Ketahuan' yang sangat melayu (2007), bahkan ada yang membawakan juga versi dangdut-nya. Padahal, band ini digawangi personil yang memiliki skill yang baik. Bahkan beberapa diantaranya adalah musisi kelas juara. Lagu mereka gampang di cerna dan diikuti oleh anak-anak sekalipun. Tawaran panggung dan RBT, sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Bahkan hits keduanya 'Playboy' juga sempat meledak. Tapi nama mereka juga tenggelam beberapa waktu terakhir. Album keduanya seperti terkatung-katung. Salah satu penyebabnya, label tempat menaungi mereka sempat goyah, dan kabarnya juga mempengaruhi kreatifitas mereka yang seperti stuck. Rencananya, mereka akan merilis album ke-2 tahun ini, tapi sepertinya belum terdengar kabar yang pasti. Alhasil, sejauh ini, Matta hanya dikenal dengan satu hits saja, 'Ketahuan'.

Merpati
Dituduh sebagai salah satu pencetus tema lagu selingkuh, dan dicap menampilkan lirik yang 'ndeso', tapi band asal Jakarta ini langsung mencuat di permukaan dengan karakter lagu mendayu-nya. Bahkan jadi salah satu lagu wajib yang dinyanyikan oleh para pengamen nasional. Ranie (vokal), Andi (gitar), Liez (gitar), Ayus (bass), dan Boegil (kibor) mungkin tidak akan menyangka, musik yang simple dan didominasi tema selingkuh, langsung melejitkan debut album yang bertitel 'Tak Selamanya Selingkuh Itu Indah'. Band ini salah satu band yang banyak di caci sebagai band yang memiliki 'skill terbatas'. Tapi apa mau dikata, band yang awalnya dipandang sebelah mata ini ternyata memiliki karir yang cukup mulus. Terbentuk tahun 2007, dan langsung melejit setahun kemudian dengan pengunduh RBT yang cukup membuat iri banyak band mapan lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Design By:
SkinCorner